Sabtu, 04 Mei 2024

INFORMASI :

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Quisque semper tellus id quam sollicitudin, non congue enim bibendum.

ASAL USUL DESA JERUKAGUNG

ASAL USUL DESA JERUKAGUNG

Sumber resmi tentang legenda dan sejarah berdirinya desa Jerukagung tidak ada. Sedangkan tokoh atau sesepuh masyarakat sebagai narasumber juga sangan langka, dan yang mereka ketahui sangat terbatas. Adapun beberapa situs sejarah seperti makam, lokasi, peneinggalan rumah masih ada. Oleh karena itu pemaparan tentang legenda dan sejarah desa kurang lengkap.

       Desa Jerukagung sekarang terdiri dari 6 (enam) wilayah dusun, yaitu : Dusun Jethak, Dusun Gebang, Dusun Kaliurang, Dusun Bruang, Dusun Kepek, dan Dusun Gandu.  Dusun-dusun tersebut asal mulanya adalah wilayah kelurahan masa lampau atau bagian dari kelurahan yaitu :

1.    Jethak, 

2.    Gebang,

3.    Kaliurang,

4.    Bruang,

5.    Jeruk Pagak,

6.    Jeruk Kepek, dan

7.    Gandu.

      Nama-nama wilayah tersebut merupakan nama legendaris warisan dari para tokoh pendahulu kita yang cikal bakal dan bedah hutan (babad alas) sekitar akhir abad XVI awal abad XVII, kemudian membangunnya menjadi lahan pemukiman, persawahan dan ladang serta membangun kehidupan dan komunitas masyarakat di lingkungan wilayah tersebut. Tokoh yang cikal bakal adalah orang pendatang yang lelana/mengembara dari daerah timur. 

      Dusun Jethak semula berasal dari Kelurahan Jethak (wilayahnya Jethakrase, Plumbon Tempel dan Jethis), nama Kepala Desanya : Ki Mertabaya (Glondong) wafat tahun 1855, makamnya di Kemandungan Lor, penggantinya putranya yaitu : Ki Mertodimejo wafat 1880, digantikan oleh saudaranya yaitu Mertowinangun, tidak lama menjabat karena sakit-sakitan, penggantinya Ki Sastrorejo sampai ada regrouping tahun 1927. Peninggalannya berupa rumah lurah sesuai ketentuan saat itu. (Pendopo rumah Joglo, kapung rumah limasan, rumah belakang dan dapur).

      Dusun Kaliurang, wilayahnya berasal dari kelurahan Kaliurang dan Dukuh Jeruk Pagak. Nama lurah yang dikenal yaitu : Ki Maderja (sebentar), diganti Ki Alimustawi (5 tahun), digantikan Ki Casentana (10 tahun), sering terjadi pergantian karena pengaduan dari rakyatnya, Ki Casentana, digantikan oleh putranya yaitu : Muhammad, nama sepuhnya Ki Joyosuparto, menjabat pertama kali  berakhir tahun 1927 dan menjabat yang ke dua berakhir tahun 1946. Dusun Gandu, semula berasal dari Kelurahan Gandu, lurah yang dikenal yaitu orang tua dari Congkog sepuh Kartodiwiryo, kakek dari Congkog Djaelan (nama) , menjabat sampai adanya regrouping (blengketan) tahun 1927.

      Dusun Gebang dan Bruang tak ada keterangan yang jelas, kemungkinan merupakan kelurahan yang diregrup sebelu tahun 1927, sehingga merupakan wilayah kelurahan yang ada.

      Dusun Kepek berasal dari pedukuhan Jeruk Kepek yang semula merupakan bagian dari wilayah kelurahan Losari, yang kemudian digabungkan dengan Jeruk Pagak.

      Dengan adanya regrouping/penggabungan (blengketan) yang dilaksanakan oleh pemerintah Kolonial Belanda, untuk membentuk kelurahan baru beserta kepala kelurahanya (Lurah), maka kelurahan-kelurahan tersebut bergabung menjadi satu Kelurahan atau Desa. Pemilihan Kepala Desa (Lurah) diadakan secara langsung dan terbuka (dhodhokan) pemilihnnya kepala keluarga. Adapun calonnya Ki Joyosuparto (Lurah Kaliurang yang berada di Jeruk Pagak) dan Ki Sastrorejo lurah Jethak, calon terpilih dengan suara pemilih (ndodhok) terbanyak Ki Joyosuparto.

      Dengan terpilihnya Ki Joyosuparto sebagai Lurah (Kepala Desa) yang bertempat tinggal di Jeruk Pagak dan  wilayahnya ada di Jeruk Kepek sehingga menjadi lebih besar (Agung), karena bergabung dengan lainnya, maka terinspirasi untuk memberi namanya desanya Jerukagung. Nama tersebut mengandung makna Jeruk yang telah berkembang menjadi besar (Agung), dengan harapan agar menjadi Desa yang Agung, terkenal karena maju, makmur, aman dan tenteram.

      Beliau terpilih sebagai lurah (Kepala Desa) pertama  Desa Jerukagung sampai tahun 1946 berakhir karena sakit (wafat), makamnya dimakam Pagak. Peninggalannya berupa rumah lurah tempo dulu, yang terdiri dari pendopo (rumah joglo), kapung (rumah limasan), dan rumah belakang dan dapur, lokasi di sebelah barat makam Pagak.

      Penggantinya berturut-turut adalah Dulah Sayuti tahun 1946 – 1957 (berlokasi di Gandu), Sanmurad tahun 1957 – 1988 (di Jethak), Suparjo tahun 1989 – 1998 (di Jethak), Drs. Jatmika tahun 1999 – 2007 (di Jethak), Aji Danu Harjanto tahun 2008 -2013 (di Jetak), Agung Cahyono tahun 2014-2019 (di Jetak) di gantikan oleh Aji Danu Harjanto sampai sekarang.            

Sejarah Desa Jerukagung

 

Tahun Kejadian

Peristiwa Baik

Peristiwa Buruk

1927

Penggabungan atau regrouping (blengketen) dari beberapa kelurahan (desa) menjadi satu kelurahan (desa) baru, disertai pemilihan Kepala Desanya (Lurah) dengan cara pemilihan langsung terbuka (Dhodhokan). Desa baru yang terbentuk diberi nama Jerukagung, dengan Kepala Desa (Lurah) terpilih Ki Joyosuparto.

 

1943/1945

 

 

Rakyat mersakan penderitaan kekurangan pangan/bahaya kelaparan, penyakit hongerudim, gudig/koreng akibat penjajahna Jepang.

1945

Rakyat bersyukur bersuka ria menyambut proklamsi Kemerdekaan dengan pasang gapura, janur kuning di tiap halam rumah pinggir jalan

 

1946

Pemilihan Kepala Desa (Lurah) pertama setelah proklamasi Kemerdekaan secara demokratis, tertutup. Tanda suara dengan lidi. Calon terpilih Dulah Sayuti dari Gandu menggantikan Ki Joyosuparto, calon yang tersisih Dulah Masud dari Kaliurang, Damingun Atmomiharjo Malang Taruno dari Jetak.

 

1948/1949

Rakyat turut serta membantu Perjuanagan mempertahankan Kemerdekaan melawan Belanda dengan cara turut mengangkat peralatan perang, pasokan makanan ke daerah pertahanan di wilayah kecamatan Puring.

-   Dapur Umum untuk Tentara/Pejuang RI berada di rumah Bapak Abdullah (Kaliurang) dan di rumah bapak Mujiman (Kramawijaya) Jethak.

-     Kompi Gatutkaca dari Tentara RI menginap di perumahan selama 2 – 3 minggu, contoh di rumah Bapak Madreja (Jethak) dan Bapak Moh. Diharjo (Jethak).

-    Salah satu pejuang yang berasal dari Jerukagung gugur yaitu : Sumitro dimakamkan di kemandungan Lor.

-     SMP Negeri 1 Kebumen karena merasa tidak aman, kemudian pindah secara darurat di rumah bekas Kelurahan (model) Jethak untuk menghimpun siswa yang masih sempat belajar bersama guru yang ada.

 

1950/1951

 

Rakyat merasa cemas dan resah dengan adanya kegiatan AOI (Angkatan Oemat Islam) di Kebumen, karena ada beberapa oknum yang terlibat

1957

Dilaksanakan pemilihan Kepala Desa untuk mengganti Bapak Sayuti yang meninggal karena sakit. Calon terpilih yaitu Bapak Sanmurad, yang tersisih Bapak Madnoh (Kepek), Samad Haryosukarto (Jethak) dan Preman Yunus (Kaliurang)

 

1964/1965

 

Rakyat merasa cemas dan resah dengan timbulnya Gerakan 30 September 1965 (G 30 S/PKI 1965), lebih lebih dengan adanya operasi pembersihan terhadap G 30 S/PKI 1965 yang dating ke Jerukagung untuk menjemput (menangkap) beberapa orang warga Jerukagung yang di indikasikan sebagai tokoh yang terlibat

1966/1970

 

Kekurangan pangan makin terasa, sulit didapat, ada bantuan bulgur ke desa

1973/1974

Semangat membengun desa tumbuh berkembang dengan adanya bantuan ke desa (Inpres Bandes)

 

1989

Pemilihan Kepala Desa untuk peremajaan sesuai peraturan baru menggantikan Bapak Sanmurad yang habis masa jabatannya karena usia.Terpilih Bapak Suparjo yang tersisih Bapak Sutomo (Jethak) dan bapak Yatimun (Gebang).

 

1998/1999

-     Terima Proyek PDM DKE untuk mengatasi dampak krisi ekonomi dengan sasaran rakyat pra sejahtera berupa proyek fisik untuk jalan dan saluran, modal bergulir untuk usaha ekonomi produktif

-     Pembentukan wadah baru usaha ekonomi produktif ke dalam lembaga perekonomian desa di beri nama UED-SP “Mekar” dengan modal dari dana Inpres Bandes.

-    Pemilihan Kepala Desa berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Otonomi. Calon terpilih Bapak Drs. Djatmiko, calon lain yang tidak terpilih Bapak Dalhar, Bapak Aji Danu Harjanto, Bapak Warisno.

 

2001

 Terbentuknya tim Pelayanan Koperasi Wanita (TPK Wanita) “ARUM” dengan sumber modal dari semua jenis/bentuk Usaha ekonomi/simpan pinjam/modal bergulir yang didbina TP PKK Desa (seperti UP2K, Koperasi Wanita Tani, dan sebagainya)

 

2007

Pemilihan Kepala Desa yang kedua setelah dilaksanakannya Otonomi Daerah, calon terpilih Bapak Aji Danu Harjanto, calon lain yang tidak terpilih : Bapak Drs. Djatmiko, Bapak Giyanto, B. Sc

 

 

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Berita Terkait

Kebumen Terkini

Tahun Ini KIE Ditiadakan, Diganti Expo Keagamaan
Peringati Hardiknas, Bupati Kebumen Upayakan Para Guru Honorer Diangkat PPPK
Peringati Hari Buruh, Bupati Kebumen Sebut Angka Penganguran Turun
Berkomitmen Majukan Pendidikan, Bupati Kebumen Raih Penghargaan Detik Jateng-Jogja Awards
Puluhan Ribu Warga Padati Alun-alun Pancasila, Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan

Arsip Berita

Data Desa

Statistik Pengunjung

Polling 1

Polling 2